Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Anak Mulai Menyukai Lawan Jenis? Ini Cara Menanggapinya

Sepulang sekolah, anak menghampiri Mom dengan wajah ceria dan berbinar-binar, menceritakan teman lawan jenisnya. Kekhawatiran biasanya mulai muncul dalam pikiran saat anak yang sedang beranjak besar sering mengungkit nama yang sama, dengan nada bicara yang antusias.

Featured Story

Kebiasaan Baik Membuahkan Anak Berkepribadian Baik

Daripada merasa terlalu cemas dan bertindak berlebihan, ada cara-cara yang lebih tepat untuk menanggapi ketertarikan anak terhadap lawan jenis.

  1. Kenali Tanda-Tandanya

    Menurut para ahli, rasa suka pada lawan jenis lumrah terjadi, bahkan di usia yang sangat muda, sekitar 5-6 tahun. Cynthia Langtiw, Psy.D., asisten profesor di The Chicago School of Professional Pyschology menjelaskan perasaan ini berkembang, saat anak-anak mulai menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah ketimbang bersama keluarga.

    Sebelum memberikan reaksi, kenali tanda-tandanya yang biasanya diawali dengan anak yang mulai berbagi cerita dengan Mom. Kristin Lagattuta, Ph.D., profesor dari University of Carolina menyarankan untuk mencari petunjuk, seperti sikap anak yang salah tingkah saat bersama teman lawan jenis atau mulai tertarik dengan film romantis.

  2. Dorong untuk Terbuka

    Terkadang apa yang dirasakan oleh anak adalah sebuah kekaguman biasa. Misalnya karena teman lawan jenisnya tersebut pandai dalam pelajaran, perhatian, berwajah ganteng, maupun jago berolahraga. Dorong ia untuk terbuka dan bercerita pada Mom dengan mendengarkan kata-katanya sambil memberikan reaksi wajah dan respon yang wajar.

    Jangan menekannya dengan memberikan berbagai pertanyaan. Cukup mulai dengan pertanyaan umum, misalnya tanyakan artinya saat anak mengatakan sudah memiliki pacar, atau bagaimana hubungannya dengan teman lawan jenis yang namanya sering disebutkan.

  3. Berikan Batas-Batas

    Rasa suka pada lawan jenis seringkali hanya diungkapkan sebatas nongkrong bersama saat istirahat sekolah atau bertukar hadiah. Walau masih ada perasaan malu untuk mengungkapkannya dengan cara fisik, ada baiknya Mom membicarakan tentang batas-batas yang wajib diikuti.

    Tidak masalah jika bermain bersama di sekolah, namun tidak perlu sampai memegang tangan, memeluk, bahkan mencium. Utarakan dengan tegas, namun tetap dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti oleh anak.

  4. Hindari Menertawakannya

    Walau apa yang dirasakan anak-anak itu tergolong ‘cinta monyet’, hindari menertawakan bahkan mengejek perasaannya. Mom ingin anak merasa nyaman dan mau terbuka dalam menceritakan perasaannya. Jangn sampai ia memilih untuk menyimpan rapat-rapat rahasianya karena malu dan sungkan saat membicarakan ini dengan orangtuanya sendiri.

    Wajar saja jika anak yang mulai tumbuh besar dan bersosialisasi mulai menyukai teman lawan jenisnya. Daripada melarangnya, dorong ia untuk berteman dengan banyak teman lainnya, sehingga pergaulannya semakin luas dan tidak melulu memusatkan perhatian pada orang yang sama.

Fitriamarieindarto Goodmorning
Ooo begitu
Yuliana Yoeli
makasih info nya
Explore More

Perilaku Prososial Anak-Anak Pra-Remaja

Article- 30 Oct 2014

Menerapkan Disiplin Sesuai Usia Anak

Tips & Trick- 06 Jan 2017

Serunya Merayakan Tahun Baru Bersama...

Tips & Trick- 25 Jan 2017