Kebanyakan orangtua hanya memperhatikan atau bereaksi ketika tahu anaknya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Sebaliknya, ketika anak melakukan hal-hal yang baik, orangtua seringkali tidak memperhatikannya. Mereka menganggap seolah-olah perilaku baik itu memang seharusnya dilakukan oleh anak. Padahal, perilaku baik merupakan sesuatu yang harus diajarkan, dirangsang dan dibiasakan, sehingga untuk dapat berperilaku baik, seorang anak perlu dimotivasi dan diapresiasi.
Featured Story
Ketika anak melakukan suatu kesalahan atau ketidaksengajaan, menumpahkan minuman atau memecahkan piring makan, seringkali kebanyakan orangtua langsung bereaksi panik, menegur bahkan memarahi anaknya. Berbeda halnya jika anak melakukan sesuatu yang baik seperti membuang sampah, merapikan tempat tidur, merapikan meja belajarnya, orangtua terkadang lupa memberi apresiasi.
Anak akan semakin sering melakukan hal-hal yang tidak orangtua inginkan ketika orangtua terlalu sering memberikan perhatian seperti memarahi, menegur atau menasehati atas tindakan yang kurang baik. Anak akan beranggapan bahwa supaya mendapat perhatian dari orangtuanya, ia harus melakukan hal-hal yang buruk.
Deni (5 tahun) selalu mengganggu kakak perempuannya yang bernama Ami (7 tahun), Ibu selalu memarahi atau menegur Deni karena Ibunya beranggapan Deni tidak bisa ditegur dengan kata-kata yang baik. Deni merasa hanya cara tersebut yang dapat mengalihkan perhatian Ibu dari hal-hal lain. Mungkin dengan sedikit kesabaran Ibu, misalnya dengan mengajak Deni dan Ami untuk menonton film kartun tentang keakraban kakak dan adik, atau Ibu lebih perhatian lagi dengan memberi apresiasi jika mereka berdua bisa akur, Deni tidak akan mengganggu kakaknya lagi.
Bentuk apresiasi dapat diberikan dalam bentuk pujian, pelukan dan ciuman atau pemberian hadiah walau dalam bentuk yang sederhana. Sekecil apapun bentuk apresiasi yang diberikan orangtua kepada anak akan memberikan pengaruh yang luar biasa kepada anak. Anak akan merasa senang dan bangga sehingga ia akan terus termotivasi dan mencoba hal baru untuk melakukan yang terbaik bagi orang-orang yang ada di sekelilingnya. Selain itu, rasa percaya dirinya pun akan semakin berkembang dengan baik. Ia akan merasa bahwa ia mampu memberikan dan melakukan sesuatu dengan baik. Sebaliknya, jika orangtua pelit memberikan pujian atau apresiasi kepada anak, akan mengakibatkan sang anak putus asa dan membuatnya enggan berbuat dan berperilaku baik. Ia akan beranggapan semua itu sia-sia.
Apresiasi dalam bentuk ucapan terimakasih juga mengajarkan kepada anak untuk tidak pelit mengatakan “terima kasih”. “Terima kasih Ami untuk menjaga dan bermain bermain bersama Deni” atau “Terima kasih Deni karena sudah membersihkan tumpahan minumanmu” “Terima kasih Ami dan Deni karena kalian telah menghabiskan makanan yang Ibu siapkan”. Sangat sederhana dan mudah kan Mom.