Anak belajar dari lingkungan pergaulannya. Lingkungan pergaulan memiliki cakupan yang luas, tergantung bagaimana anak kita menghabiskan waktunya sehari-hari. Lingkungan bisa dari keluarga, tetangga, sekolah, teman, dan lainnya. Biasanya anak akan mencontoh orang yang berkata kasar, misalnya anak lain di sekolah ataupun dari tayangan televisi.
Featured Story
Ada beberapa anak yang asal mengatakan kata-kata kasar tanpa mengetahui artinya. Jika usia anak 2-4 tahun berkata kasar kemungkinan karena mencontoh perkataan orang lain. Jika usianya 5-8 tahun mungkin bukan hanya sekedar meniru tapi bisa jadi sudah suatu kebiasaan yang jika tidak dihentikan akan terus berlanjut hingga dewasa.
Anak yang sering berkata kasar akan tumbuh menjadi anak yang tidak bisa mengikuti aturan sosial, yang pada akhirnya anak akan dianggap tidak sopan, tidak disukai oleh teman dan gurunya, dan orangtua seringkali dianggap tidak peduli pada anaknya.
Suatu ketika Andi (8 tahun), marah dengan supir yang biasanya menjemputnya karena telat. “Pak Ahmad bego banget sih kenapa telat menjemput? Aku sudah lapar nih!” Bunda langsung menegur Andi agar tidak berkata kasar karena hal tersebut tidak baik. Bagaimana perasaan Andi jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Andi “bego”?
Tidak ada salahnya kita sering berbicara dengan anak dari hati ke hati, apa yang menyebabkan anak mulai berkata kasar, dari mana kata-kata kasar tersebut dia dengar. Dan kita sebagai orangtua wajib memberi pengertian bahwa berkata kasar itu tidak baik dan apa dampaknya jika terbawa sampai anak dewasa. Kita juga bisa mengajarkan anak untuk mengekspresikan perasaaan dan pemikirannya dengan hal yang lebih baik. Penjelasan seperti ini bisa dilakukan untuk anak-anak usia 9 tahun keatas dimana tingkat pemahaman anak sudah lebih luas.
Untuk anak berusia 5-8 tahun, kita bisa memberi penjelasan dengan membacakan cerita-cerita keagamaan mengenai tidak baiknya berkata kasar. Untuk anak berusia 2-4 tahun kita harus mengetahui dengan jelas dari mana anak mendapatkan kata tersebut. Jika dari televisi, mungkin kita harus lebih memperhatikan tayangan yang ditonton anak, bisa juga dari pengasuh, maka kita harus lebih menekankan kepada pengasuh untuk berbicara sopan di depan anak-anak.
Hukuman bisa diterapkan jika anak mulai berkata kasar, misalnya dengan tidak boleh menonton televisi atau bermain game selama akhir minggu, atau bisa juga dengan melakukan aktivitas yang anak tidak begitu menyukainya seperti membersihkan lemari pakaiannya atau membersihkan halaman rumah, atau memotong uang jajannya. Hal tersebut dapat membuat anak belajar mengendalikan kata-katanya.