Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Melatih Anak Pemalu Menjadi Berani Tampil. Ini Caranya!

Anak yang pemalu biasanya cenderung membatasi diri, tak cukup berani mengambil risiko dan sulit memperoleh kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial. Jika sikap seperti ini dibiarkan terus-menerus, tentu perkembangan keterampilan sosialnya tak dapat berlangsung optimal. Bahkan, berpotensi menjadikan anak tumbuh dengan rasa percara diri yang rendah.

Featured Story

Mengajarkan Anak Menjalin Pertemanan

 

Apakah anak Mom termasuk dalam kategori anak yang pemalu? Jika jawabnya ya, maka segera tingkatkan kepercayaan dirinya dengan 6 latihan ini

 

  1. Berlatih kontak mata
    Minta anak Mom berbicara sambil menatap mata Mom. Lakukan dengan santai dan bahaslah topik yang menyenangkan. Perhatikan seberapa sering ia melihat mata Mom. Bila ia terlihat tak nyaman, Mom bisa memintanya untuk menatap hidung Mom. Latihan rutin seperti ini secara perlahan akan memperkuat rasa percaya dirinya. Jika sudah berlangsung dengan semestinya, ingatkan anak Mom untuk tak malu lagi menatap mata atau hidung lawan bicaranya.

  2. Dorong kemandirian anak
    Mungkin perilaku malu-malunya disebabkan karena anak Mom terlalu mendapat proteksi yang besar. Bila seperti ini cobalah berikan kesempatan baginya untuk mandiri. Sehingga ia tak selalu bergantung kepada Mom atau pengasuhnya. Mulai dari hal kecil, seperti mengizinkannya memesan makanan yang ia inginkan di restoran atau membiarkan ia menunjukkan kemampuannya. Perlahan, kesempatan untuk mandiri mendorong anak Mom untuk berani mengambil risiko ketika berteman dan bermain.

  3. Berlatih dengan anak yang lebih muda
    Ajak sepupu atau teman yang usianya lebih muda untuk bermain di rumah Mom. Cara ini juga bisa berlangsung efektif, karena secara naluri umumnya anak yang berusia lebih tua merasa lebih ‘besar’ dan percaya diri untuk menjadi sosok yang perhatian bagi adik-adiknya. Situasi seperti ini memungkinkan anak Mom untuk memulai percakapan, dan tak terlalu terbebani dengan komunikasi atau permainan yang berlangsung.

  4. Jadikan pujian sebagai stimulus
    Bila ia berhasil mengatasi rasa malu, jangan lupa Mom beri pujian. Tak apa walau pencapaiannya belum sempurna. Yang penting tahap-tahap kecil seperti berani mengulurkan tangan untuk memberi salam memulai perkenalan telah ia lakukan. Beri saja ia waktu untuk belajar mengatasi rasa malu sesuai iramanya. Mom hanya perlu mendorongnya secara perlahan.

  5. Jangan patah semangat
    Segala hal yang telah Mom coba lakukan mungkin tak berjalan mulus. Walau begitu Mom jangan mudah putus asa. Jika sesudah mencoba tapi dia tetap menolak, turuti permintaannya. Tapi, jangan patah semangat untuk terus melakukan hal ini sampai anak Mom terbiasa berinteraksi dengan orang lain. Hindari bereaksi berlebihan atau malah menghukum bila anak malu. Reaksi seperti itu malah akan membuat anak makin merasa tertekan dan semakin malu. Intinya, lakukan perlahan, dengan sabar dan pantang menyerah, ya, Mom.

  6. Ikut dalam kontes atau lomba
    Bila peningkatan kemandirian dan kepercayaan dirinya semakin baik, cobalah mengajak anak Mom untuk menikuti kontes atau lomba. Mulai saja dari lomba yang sederhana, seperti lomba mewarnai atau lomba kerajinan tangan. Bila jenis kompetisi itu telah ia kuasai, ajak mengikuti lomba yang membutuhkan level kepercayaan diri lebih tinggi. Misal, peragaan busana, menari, atau menyanyi.
Fitriamarieindarto Goodmorning
Iya juga y.. Ikutkan dlm lomba
Lily Aguslianawaty
Wahh.. suka banget artikel ini
Explore More

Empati Di Usia Pra-Remaja

Article- 26 Sep 2014

Latih Anak Menyelesaikan Masalah

Article- 21 Dec 2016

Tips: Mengajarkan Konsep Waktu Pada Si...

Tips & Trick- 30 Sep 2011