Setiap orangtua pasti ingin melihat anak-anaknya memiliki sopan santun kepada sesamanya. Bagaimanapun, sikap anak adalah cerminan dari sikap kedua orangtuanya. Mengapa harus memiliki sikap sopan santun? Karena sikap tersebut adalah merupakan kepentingan bersama yang harus dijaga agar setiap orang dapat hidup berdampingan dengan damai. Sopan santun juga cerminan kepribadian yang penuh cinta dan tenggang rasa.
Featured Story
Sayangnya, sikap sopan santun tersebut kadang sulit diajarkan kepada anak. Oleh karena itu sangatlah penting mengajarkan anak-anak agar mengerti pentingnya sikap tersebut ketika orangtua mengajarkan sopan santun.
Beberapa tips dibawah ini mungkin bisa dijadikan panduan mengajarkan sopan santun kepada anak :
1. Hormat menghormati dimulai dari sejak dini
Rasa hormat dimulai dari peka terhadap perasaan orang lain. Anak yang peka akan secara alami menjadi anak yang penuh hormat karena ia akan selalu peduli terhadap perasaan orang lain, dan secara otomatis juga akan menjadi anak yang sopan. Misalnya dengan mengajak anak menjenguk temannya yang sakit, anak akan merasakan bagaimana perasaan teman yang sedang sakit tersebut
2. Ajarkan kata-kata “tolong” dan “terima kasih” menjadi suatu kebiasaan
Hal tersebut akan membuat orang lain merasa senang juga penting ketika anak berinteraksi. Bahkan ketika anak belum paham arti kata ini, karena orangtua sering mengatakannya, maka anak akan terbiasa sampai akhirnya mereka mengerti arti kata tersebut
3. Membiasakan memanggil nama dengan cara yang hangat ketika berinteraksi dengan anak akan mengajarkan anak belajar sopan santun
Misalnya “Bunda apakah Dito boleh bermain?” atau “Ayah, bolehkah Dinda beli buku cerita?” Orangtua akan lebih terkesan dengan kata-kata yang sopan
4. Mengajarkan bersosialisasi dengan mengikutkan anak dalam kegiatan Mom dan Dad seperti ikut arisan keluarga atau berkumpul bersama teman-teman Mom dan Dad
Hal ini akan mengajarkan anak cara bersosialisasi. Selama aktivitas bersama orang dewasa lain, kita harus mengupayakan tetap dekat dengan anak. Jangan lupa untuk tetap melakukan kontak mata dan berbicara pada anak, dengan membantu anak agar merasa bagian dari aktivitas maka dapat mengusir rasa bosan dan keinginan anak untuk membuat masalah
5. Tidak memaksakan anak belajar sopan santun, agar perilaku sopan santun menempel pada dirinya dan menjadi sebuah kebiasaan bukan paksaan.
Ketika anak membuat suatu kesalahan, menjaga intonasi dan suara kita tetap terkontrol adalah sangat bijaksana. Coba untuk meletakkan tangan kita dibahu anak ketika menasehati, dengan begitu anak akan merasa bahwa orangtuanya perduli dan bukan mengkoreksi karena amarah.